Senin, 17 Februari 2014

Jum'at, 14 februari 2014

Tentang 14 Februari 2014, bukan tentang valentine day, yang mana aku ga ngerayain, no.. ini tidak akan menjadi pembahasan agama kok... :) as simple as.. suami ga romantis hehehehee... :p

Aaa... tentang apa tadi? 14 februari ya.... hari dimana aki (bahasa sundanya kakek) dari pihak mamahku meninggal. Jam 5 subuh, ditelpon sama adik, suaranya datar aneh, bilang " teh aki meninggal"..... Innalillahi wa innailaihi rojiun.... apa yang bisa dikatakan lebih dari itu?

"sesungguhnya kita semua adalah milik Allah dan kita semua akan berpulang kepadanya"

Alhamdulillah ikhlas.. kenapa? Karena aki sekarang sudah tidak sakit lagi. Di akhir hidup aki, selama kurang lebih 2-3 tahun, berjuang melawan stroke.. 4 kali stroke. Aki luar biasa kuat untuk manusia seusia aki yaitu 82 tahun. Aki yang suka cerita berapi-api tentang penjajahan Belanda dan Jepang. Aki yang suka gendong-gendong aku dari kecil terus nyanyiin aku lagu-lagu sunda. Aki yang ngajarin aku dan ngebuat aku suka mijit-mijit orang. Aki yang suka nyuruh-nyuruh aku bangun pagi. Aki yang suka jalan-jalan dan ga bisa diem. Aki yang suka olah raga dipagi hari cuma pakai celana pendek putih dan kaos swan putih seperti orang-orang di film-film silat Cina. Aki yang selalu aku anggap seperti raja dikerajaan kecilnya. Tapi sekarang aki sudah dipanggil Allah SWT, istirahat yang tenang ya aki... semoga segala amal ibadah aki diterima oleh Allah SWT.

Sekarang perjuangannya adalah ngebangun semangat enin (bahasa sundanya nenek) yang seperti kehilangan arah. Bahkan untuk makanpun harus dipaksa. Padahal biasanya sebaliknya, enin lah yang paling cerewet ngurusin kita semua. Baru kerasa kerja kerasnya enin selama ini ngurusin semua detail sampai ke hal yang remeh temeh, yang yang biasa kami terima jadi tanpa berfikir lagi. Ketika aki meninggal dan semua detail bukan enin yang ngurus, kerasa sekali kami semua kehilangan nahkoda. Ditengah kesedihan, segala urusan seperti makanan untuk pelayat, pengajian dan lain-lain terasa begitu berat dan banyak salahnya.

14 Februari 2014 juga hari dimana efek meletusnya gunung Kelud terasa kemana-mana. Bahkan sampai ke Majalaya, Jawa Barat. Saat kami menguburkan aki ke tempat peristirahatannya yang terakhir, debu-debu gunung Kelud, berjatuhan seperti salju. Dasyatnya ledakan gunung Kelud itu. Tak bisa membayangkan bagaimana orang-orang yang berada didekatnya langsung. Karena di Majalaya saja debunya cukup lebat, dan membuat nafas tak enak, bahkan aku sampai sakit pilek dan batuk. Berharap semoga semua orang yang menjalani musibah ini, bisa kuat dan tetap semangat... #prayforkelud.

-dea-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar